Konsep Dasar IPA SD (Sistem Indra, Kelainan, dan penyakit pada sistem indra"

KONSEP DASAR IPA SD 2
“SISTEM INDRA, KELAINAN, DAN PENYAKIT PADA SISTEM INDRA”

                                   
                                      Disusun Oleh :

Kelompok 8 :
1. Cindy Junita Carolin                 (2019143xxx)
2. Kenny Ayu Qusyairi (2019143xxx)
3. Maryatul Kiftiah (2019143xxx)
4. Yulia Asti Nova Nurqulbiah.   (2019143xxx)
5. Yuyun Wahyuni.                     (2019143xxx)






DOSEN PENGAMPU YUNITA PANCA PUTRI M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR


     Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan limpahan kasih – Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Indra, Kelainan, dan Penyakit Pada Sistem Indra” sehingga makalah ini tersusun dengan baik.
     Apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yunita Panca Putri M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar IPA SD 2, yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan makalah ini;
2. Pihak – pihak lain yang membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, bahkan masih banyak kekurangan dan kesalahan dari segi bahasa atau isinya. Untuk itu, penulis berharap agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaannya.
Semoga yang tersaji dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca. Amin.

                                                   Palembang, 17 Maret 2020 
                               

                                                                    Penulis



                                        DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................……1
1.3 Tujuan..................................................................................1

BAB  II Pembahasan
2.1 Indra Pengelihatan (Mata).…………………...……………2
2.2 Indra Pendengar (Telinga)……...……………..…….........7
2.3 Indra Peraba (Kulit)………..………......……..……..……..10
2.4 Indra Pengecap (Lidah)……………………………………14
2.5   Indra Pembau (Hidung)……………………...….……….17

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………..……………..…………….19
3.2 Saran…………………………………………....................……19

DAFTAR PUSTAKA……………..…..…………………………….20 

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
      Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organism memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau dating dari luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsangan zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), aodioreseptor (penerima rangsang suara), mekanoreseptor (penerima rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran).
      Selain itu dikenal beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia.
       Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indra pengelihatan, pendengaran, peraba, pengecap, dan pembau. Dari kelima eksoreseptor tersebut yang akan kami bahasa dalam makalah ini yaitu system indra, penyakit, dan kelainan alat indra.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja bagian- bagian yang terdapat dalam kelima alat indera tersebut?
2. Bagaimana cara kerja dari kelima alat indra tersebut?
3. Apa saja kelainan yang bisa terjadi pada kelima alat indra tersebut?
4. Apa saja penyakit yang dapat menyerang kelima alat indra tersebut?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui bagian – bagian yang terdapat pada alat indra.
2. Mengetahui cara kerja dari alat indra.
3. Mengetahui macam-macam kelainan pada alat indra.
4. Mengetahui penyakit apa saja yang bias menyerang alat indra.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INDRA PENGELIHATAN (MATA)
     Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Selain itu terdapat otot- otot yang berfungsi sebagai penggerak bola mata, kotak mata, kelopak mata dan bulu mata.

2.1.1 Lapisan Bola Mata

     Bola mata memiliki garis tengah kira- kira 2,5 cm, bagian depannya bening. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera, koroid dan retina.

- Sklera
Sklera merupakan lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat fibrosa dan berwarna putih. Fungsi lapisan ini sebagai pelindung. Disebelah luar sclera terdapat lapisan sel- sel ephitelium yang membentuk membrane mukosa yang disebut konjungtiva. Lapisan konjungtiva menjaga kelembapan mata. Lapisan scleradibagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan. Lapisan konjungtiva tidak menutupi sclera.

- Koroid 
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmem. Letaknya disebelah dalam sclera. Dibagian depan mata, lapisan koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris yang tengahnya berlubang. Lubang itu disebut orang- orangan mata atau pupil. Sinar masuk melalui pupil. Dibelakang iris terdapat selaput berpigmen yang memancarkan warna biru, hijau, coklat, atau hitam. Melebar atau menyempitnya pupil diakibatkan oleh kontraksi dan relaksasinya otot yang mengelilingi iris (otot sirkuler). Jadi iris berfungsi sebagai diafragma.
Tepat dibelakang iris terdapat badan siliaris yang tersusun atas serabut otot sirkuler dan serabut- serabut otot yang letaknya seperti jari- jari sebuah lingkaran. Selain itu dibelakang iris terdapat sebuah lensa cembung (bikonveks) yang diikat oleh otot- otot lensa. Badan siliaris ini berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi otot sirkuler pada badan siliaris menentukan tebal- tipisnya lensa (akomodasi). Akomodasi mata berarti memfokuskan bayangan, sedangkan kemampuan pemfokusan objek pada jarak yang berbeda disebut daya akomodasi. Akomodasi bertujuan agar bayangan yang terjadi jatuh tepat pada bintik kuning. Apabila melihat objek yang letaknya jauh, lensa mata menjadi lebih pipih, tetapi jika melihat objek yang letaknya dekat, lensa mata menjadi lebih cembung. Pengaturan kecembungan lensa ini diatur oleh otot- otot lensa yang melingkar (otot siliaris). Saat melihat objek yang jauh otot lensa berelaksasi, sedangkan bila melihat objek yang dekat otot lensa berkontraksi.
Lensa mata berbentuk bikonveks. Lensa mata membagi mata menjadi dua rongga, yaitu ruangan antara kornea denga lensa (rongga muka), dan ruangan dibelakang lensa (rongga belakang). Kedua rongga tersebut diisi cairan kental dan transparan seperti jeli. Rongga depan berisi aqueoushumour (humor berair), sedangkan rongga belakang berisi vitreoushumour (humor bening). Kedua macam cairan tersebut berfungsi membantu memfokuskan cahaya kedalam retina.

- Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitive terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoreseptor). Fotoreseptor berhubungan dengan bagian badan sel- sel saraf yang serabutnya membentyuk urat saraf optic yang memanjang sampai ke otak. Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang menuju ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Apabila sinar mencapai bagian ini kita tidak dapat mengenali cahaya. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.

2.1.2 Reseptor Mata

     Pada retina terdapat dua macam sel reseptor (fotoreseptor), yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Jika diurutkan dari arah depan ke belakang, cahaya akan menembus melewati kornea, aqueoushumour, lensa, vitreoushumour, dan lapisan retina yang mengandung sel kerucut dan sel batang. Pada retina terdapat satu daerah yang disebut fovea atau bintik kuning yang hanya berisi sel- sel kerucut. Penyebaran sel kerucut dan sel batang pada retina tidak merata. Dibagian tepi (perifer) yang paling jauh dari bintik kuning hanya berisi sel batang.
       Sel batang berjumlah sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang sangat peka terhadap intensitas cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu kita dapat melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam.
     Sel kerucut jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap mata. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi. Sehingga berperan untuk penglihatan siang hari dan untuk membedakan warna.

2.1.3 Kelainan Pada Mata

     Jarak titik dekat adalah jarak terpendek antara benda atau objek dengan mata sehingga mata masih dapat mengenali benda itu dengan jelas. Lebih pendek lagi jaraknya, mata sudah tidak dapat mengenali benda dengan jelas. Usia seseorang dapat menyebabkan perubahan jarak titik dekat. Pada usia anak- anak, jarak titik dekat pendek, tetapi dengan bertambahnya usia, jarak titik dekat semakin panjang. Sebagai perbandingan pada usia 11 tahun jarak titik dekat sekitar 9 cm, namun pada seseorang yang berusia 40- 50 tahun jarak titik dekat menjadi 50 cm. itulah sebabnya orang yang berusia lanjut menjauhkan buku bacaannya apabila dia membaca buku. Untuk menolongnya digunakan kacamata lensa cembung (+).

Berikut ini adalah beberapa gangguan dan penyakit pada mata manusia.

- Hipermetropia (Rabun Dekat)
Lensa mata tidak dapat mencembung atao bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh dibelakang retina. Cara mengatasinya dengan menggunakan Lensa cembung (konvergen/ positif)

- Miopia (Rabun Jauh)
Rabun jauh atau miopi merupakan kondisi ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal, sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung (negatif).

- Presbiopia (Rabun Tua)
Presbiopi atau rabun tua disebabkan karena menurunnya daya akomodasi lensa mata, sehingga lensa mata kehilangan elastisitasnya seiring bertambahnya usia seseorang. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau dekat. Presbiopi biasanya diderita oleh orang-orang yang sudah tua atau lanjut usia. Penderita presbiopi ditolong dengan kacamata lensa rangkap, yaitu kacamata cembung dan cekung. Cara mengatasinya dengan menggunakan Lensa rangkap (dua macam lensa)

- Rabun Senja
Rabun senja atau disebut juga rabun ayam merupakan ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada di tempat redup dan di malam hari. Gangguan mata ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi dengan baik, karena protein rodopson tidak terbentuk. Penderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.

- Buta Warna
Buta warna adalah kondisi dimana mata tidak mampu untuk membedakan warna. Buta warna merupakan penyakit yang bersifat menurun. Apabila seseorang hanya mampu melihat warna hitam dan putih saja, maka dikatakan buta warna total.nAkan tetapi, jika seseorang tidak bisa membedakan warna tertentu, disebut buta warna parsial.

- Astigmatisme   
Astigmatisme atau mata silindris merupakan gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata atau kornea yang tidak rata. Akibatnya jika penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal akan terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa silindris. Cara mengatasinya dengan menggunakan Lensa silindris (silinder)

- Katarak
Katarak (bular mata) adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh lensa mata yang keruh, sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina. Apabila tidak segera diobati, katarak dapat menimbulkan kebutaan dengan tanpa rasa sakit.
Penderita katarak pada umumnya berumur di atas 55 tahun. Katarak dapat disembuhkan dengan melakukan operasi mata. Cara mengatasinya dengan Operasi

- Glaukoma
Adanya penambahan tekanan dalam mata, karena cairan dalam bilik anterior mata (aqueoushumour) belum sempat disalurkan keluar sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan tekanan pada saraf optik; lama- kelamaan akan menyebabkan hilangnya daya penglihatan. Cara mengatasinya dengan menggunakan Obat- obatan, operasi dengan menggunakan laser.

2.2 INDERA PENDENGAR (TELINGA)

Telinga merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.


2.2.1 Bagian Telinga

- Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga damn lubang telinga luar. Daun telinga terdiri atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung telinga bawah, yaitu cuping telinga, terdiri atas lemak. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk. Saluran luar yang dekat denga lubang telinga dilengkapi dengan rambut- rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

- Telinga Tengah
Telinga tengah merupakan rongga yang berhubungan dengan faring melalui saluran eustachius. Fungsi saluran ini menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara didalam telinga tengah. Pada telinga tengah terdapat membrane timpani dan tulang- tulang telinga tengah. Membrane timpani (disebut juga dengan istilah gendang telinga) merupakan selaput yang menerima \gelombang bunyi dan memisahkan antara telinga luar dan telinga dalam.
Tulang- tulang telinga tengah terdiri atas tiga macam, yaitu tulang matil(malleus) yang menempel pada gendang telinga, tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes). Tulang martil(bentuknya seperti matil) melekat pada gendang telinga dan tulang sanggurdi (bentuknya enyerupai sanggurdi, tempat pijakan kaki dalam menunggang kuda) berhubungan dengan jendela oval pada telinga dalam. Rangkaian ketiga tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.

- Rongga Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari rongga yang menyerupai saluran saluran. Rongga rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membrane sehingga disebut juga labirin membrane. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu vestibula, koklea (rumah siput), dan tiga saluran satengah lingkaran. labirinmembrane terdiri dari utrikulus dan sakulusdidalamvastibula,saluran koklea didalamkoklea,danmembrane saluran setengah lingkaran.vestibula (mengandung utrikulus dan sakulus) dan saluran setengah lingkaran merupakan orga keseimbangan, sedangkan koklea merupakan organ pendengar.
Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3 cm dan bergelung seperti cangkang keong srta berisi cairan limpa. Koklea tersebut berbentu saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skalvestibule dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala festibuli berhubungan dengan skala timpani melalui lubang kecil yang disebut helikontrema. Skala festibuli berakhir pada jendela oval (foramen ovale), sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala festibulidenga skala media terdapat membran reissner, sedangkan anrata skala media denga skala timpani terdapat membranebasiler. Didalam skala media terdapat suatu tonjolan yang disebut membranetektorial yang sejajar dengan membranebasiler.
Didalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor fibrasi). Sel- sel rambut tersebut terletak di ataramembranebasiler dan membranetektorial dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf  yang bergabung membentuk saraf pendengar.

2.2.2 Proses Mendengar
      Mekanisme mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui liang telinga, yang akan menggetarkan membrane timpani. Getaran ini akan diteruskan ke dalam telinga tengah melalui tulang- tulang pendengaran. Selanjutnya getaran di teruskan ke telinga dalam melalui selaput jendela oval dan mengetarkan cairan perilimfe yang terdapat di dalam skala vestibuli.
    Getaran cairan tersebut akan menggetarkan membranereissner dan menghgetarkan cairan endolimfe di dalam skala media. Getaran cairan ini menggerakanmembranebasiler yang selanjutnya menggetarkan cairan dalam skala timpani. Pada saat membranebasiler bergetar  akan menggerakan sel- sel rambut, dan ketika se- sel rambut tersebut menyentuh membranetektorial terjadilah rangsangan (impuls) yang akan dikirim ke pusat pendengar didalam otak melalui saraf sensori (saraf pendengar).   
             
2.2.3 Alat Keseimbangan

     Alat ini berupa saluran setengah lingkaran dan setiap saluran menggembung pada salah satu ujungnya yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor yang berupa kelompok sel saraf sensori yang memiliki rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah, disebut kupula. Selain tiga saluran setengah lingkaran terdapat alat keseimbangan yuang terletak di dalam utrikulus dan sakulus yang berupa sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolit, yaitu bola- bola kalsium karbonat yang ukurannya sangat kecil. Perubahan posisi kepala menyebabkan otolit bergeser possisinya, akibatnya timbul impuls yang akan dikirim ke otak, sehingga kita merasakan sedang miring atau tegak. Gerakan melingkar pada kepala mengakibatkan terjadinya cairan limfe dan menggerakanotolit meskipun kita sudah berhenti berputar. Akibatnya kita merasa pusing.

2.2.4 Kelainan Pada Telinga

Kelainan pada telinga dapat di kelompokan menjadi dua kelompok, yaitu:

- Gangguan Perambatan Suara 
Suara dari luar dapat terhambat oleh kotoran telinga, tumor dan zat-zat lain yang menyumbat liang telinga. Selain itu, kerusakan tulang-tulang pendengaran juga mengganggu perambatan suara. Kerusakan tulang pendengar di awali oleh gejala telinga mendengung. Infeksi telinga juga menganggu perambatan suara. Infeksi ini disebut otitis. Telinga tengah, yang berhubungan dengan faring, dapat terinfeksi oleh bakteri atau virus. Lukanya menghasilkan nanah dan bau tak sedap.

- Gangguan Saraf Pendengaran
Gangguan saraf pendengaran biasanya terjadi pada usia lanjut. Ini disebut presbikusis. Saraf penderita mengalami kemunduran (degenerasi). Kerusakan saraf pendengaran juga dapat di akibatkan oleh kebisingan (polusi suara) yang di sebabkan oleh suara berfrekuensi  tinggi.

Berikut ini beberapa gangguan dan penyakit telinga sebagai indra pendengaran manusia.
Tuli, disebabkan oleh gangguan transmisi suara ke dalam koklea akibat penumpukan kotoran atau bisa juga terjadi karena kerusakan koklea.
Infeksi telinga bagian luar (otitiseksterna), infeksi telinga bagian luar menyebabkan bagian yang terinfeksi mengeluarkan nanah sehingga harus segera diobati.
Infeksi telinga bagian dalam (otitisinterna), disebut juga otitis media akut, infeksi saluran telinga bagian tengah biasanya terjadi karena bakteri atau infeksi virus yang menyerang bagian tengah saluran telinga.
Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.
Presbikusis,merupakan kerusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.
Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara yang terlalu keras.
Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah akibat kapasitas suara yang didengar terlalu kuat atau gendang telinga tertembus benda tajam.
Penumpukan kotoran telinga atau earwax, penumpukan kotoran telinga dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran telinga.

2.2.5 Teknologi Membantu Pendengaran

   Teknologi yang umum dijumpai adalah penggunakan alat bantu dengar. Hal ini di lakukan apabila proses perambatan impuls suara tidak dapat mencapai telinga tengah, misalnya karena tulang-tulang pendengar rusak. Pada daun telinga di pasang alat penerima suara, yang kemudian mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sinyal tersebut dirambatkan melalui elektroda ke telinga dalam. Dengan demikian penderita dapat menangkap suara.

2.3 INDRA PERABA (KULIT)
2.3.1 Lapisan Kulit

- Epidermis
Lapisan kulit paling atas. Bagian ini sebagain besar terdiri dari sel-sel yang disebut keratinosit, terbuat dari protein keratin (yang juga merupakan bahan penyusun rambut dan kuku). Keratinosit dari beberapa lapisan kulit secara terus-menerus tumbuh keluar menjadi sel kulit mati dan akan mengelupas. Hal ini membutuhkan waktu 5 minggu untuk membentuk sel-sel kulit yang baru. 
Bagian yang menutupi kulit mati disebut stratum corneum  atau lapisan tanduk, dan ketebalan dari lapisan ini sangat bervariasi, hingga menjadi 10 kali lebih tebal dari telapak kai atau kulit sekitar mata. Lapisan epidermis ini memiliki sifat pertahanan yaitu sel langerhans, yang memberikan tanda pada sistem imun tubuh jika terdapat inveksi bateri atau virus 

- Dermis

Lapisan epidermis terikat dengan lapisan kulit di bawahnya yang disebut dengan lapisan dermis. Lapisan kedua inilah yang memberikan fungsi kuat dan elastis pada kulit, karena keberadaan kolagen dan elastin. Pembuluh darah terdapat pada lapisan ini dan membantu untuk mengatur suhu tubuh dengan cara meningkatkan aliran darah ke kulit, guna melepaskan panas, atau menghambat pengaliran darah ke kulit saat tubuh merasa dingin. Jaringan serat saraf dan reseptor berfungsi sebagai perasa seperti sentuhan, suhu, dan rasa sakit, kemudian meneruskannya ke otak.

Pada lapisan dermis, terdapat folikel rambut dan kelenjar dengan saluran yang melewati kulit. Kelenjar keringat dapat menurunkan suhu internal dengan cara mengeluarkan keringat, saat tubuh memiliki tingkat cairan urea dan laktat yang tinggi. Kelenjar aprokrin, yang berkembang saat masa pubertas, memproduksi keringat yang berbau terkait dengan saya tarik seksual yang dapat menyebabkan bau bada, terutama di sekitar ketiak. Sedangkan kelenjar sebaceous (kelenjar minyak) mengeluarkan zat seperti minyak sebagai pelumas rambut dan kulit. Fungsi kelenjar minyak pada kulit dapat Anda pelajari pada artikel sebelumnya



- Subcutis

Lapisan dasar kulit yang termasuk sebuah lapisan lemak yang berfungsi sebagai cadangan makanan dalam kasus jika tubuh kekurangan makanan. Lapisan ini juga sebagai isolasi dan banalan dari benturan atau ketika jatuh. Bagian-bagian kulit manusia dan fungsinya dapat Anda pelajari lebih lanjut pada artikel sebelumnya.

2.3.2 Kelainan Pada Kulit
       Kulit merupakan bagian terluar tubuh yang sering berhubungan dengan lingkungan luar, sehingga tidak heran jika kulit memiliki banyak masalah atau kelainan yang mungkin terjadi. Kelainan kulit ini bisa disebabkan oleh alergi atau kontak langsung dengan satu atau lebih zat yang berbahaya. Kulit dapat kontak dengan zat lain melalui pencelupan, kontak dengan peralatan yang terkontaminasi, atau zat tersebut terkena langsung ke kulit. 
Berikut adalah beberapa contoh kelainan kulit dan jenis-jenis penyakit kulit yang mungkin tejadi :
- Contact dermatitis atau eksim
Penyakit kulit yang paling umum terjadi adalah contact dermatitis atau lebih dikenal dengan sebutan eksim. Eksim ini disebabkan karena inflamasi kulit. Gejalanya berupa kulit kemerahan, kering, gatal, bengkak, pecah-pecah, melepuh, mengelupas dan berdarah. Terdapat dua jenis eksim, eksim iritasi dan eksim alergi. 
Eksim iritasi (irritant dermatitis) dapat disebabkan oleh agen fisik atau kimia yang merusak sel, misalnya produk pembersih, cairan organik, cairan logam, semen, dan bahan-bahan kimia lainnya. Eksim iritasi membuat kulit lebih rentan pada hal-hal yang beresiko buruk terhadap kesehatan, misalnya bakteri dan bahan kimia. Saat tidak ada kontak dengan bahan-bahanyang mengakibatkan iritasi, maka kondisi eksim ini akan berhenti (membaik).
Eksim alergi disebabkan oleh paparan dari allergen atau bahan sensitizer, biasanya zat-zat yang berbahaya, misalnya semen, logam (nikel dan kromium) dan resin. Latex adalah bahan yang biasanya menjadi penyebab eksim alergi. Biasanya terjadi pada insdustri bahan-bahan kesehatan, dimana sarung tangan latex adalah pemakaian rutin. Saat sistem imun penderita bereaksi pada allergen, maka kulit menjadi sensitif, masalah ini biasanya akan bertahan lama dan paparan yang lebih lanjut akan menyebabkan serangan eksim alergi.

- Contact urticaria
Contact urticaria merupakan kondisin kulit yang dicirikan dengan kemerahan (erythema) dan bengkak. Pembengkakan ini muncul pada bagian kulit dimana zat yang berbahaya mengenai kulit. Pembengkakan normalnya muncul dalam satu jam setelah paparan dan menghilang setelah 24 jam. Latex merupakan penyebab umum pada kondisi ini.

- Acne dan folliculitis
Acne atau jerawat disebabkan oleh penghambatan dan inflamasi dari kelenjar di dalam kulit. Hal ini disebabkan oleh paparan minyak, halogenatik hidrokarbon aromatic dan coal tar, jerawat juga dapat disebabkan oleh kontak yang lama dengan pakaian berminyak.
Folliculitis adalah pembengkakan pada folikel rambut. Kondisi ini biasa terjadi pada orang-orang di industry logam yang sering terpapar mineral dan larutan minyak.

- Perubahan pigmentasi
Kelainan pigmentasi termasuk depigmentasi (hilangnya warna kulit) dan hiperpigmentasi (kelebihan warna kulit). Depigmentasi dapat disebabkan oleh bahan kimia sperti hidrokuinin, phenol (dan turunannya), komponen arsenic dan merkuri. Depigmentasi juga dapat disebabkan oleh ionisasi dan radiasi ultraviolet, kerna panas atau trauma fisik. Sedangkan hiperpigmentasi dapat disebabkan oleh minyak mineral, hidrokarbon halogenasi, arsenic dan bergbagai bahan farmasi.

- Kanker kulit
Kanker kulit dapat disebabkan oleh sinar ultraviolet (bisa karena matahari dan sinar buatan), radiasi ionic, polisiklik hidrokarbon aromatic, tar, dan produk tar.

- Infeksi kulit
Infeksi kulit bisa muncul karena berhubungan dengan pekerjaan, yaitu adanya kontak kulit dengan hewan, tanaman atau manusia lain yang terinfeksi. Misalnya pada petani, peternak, dokter hewan, dapat terkena penyakit cutaneous anthrax, erysipeloid, orf, dan ringworm. Pada petani yang sering berhubungan dengan tanaman bisa terinfeksi penyakt chromomycosis, mycetoma, cutaneous larva migrans. Bisa juga terjadi pada dokter gigi yang bersentuhan langsung denga mulut pasien, bisa terkena penyakit herpetic whitlow.

2.3.3 Penyakit Pada Kulit.
- Jerawat
Jerawat adalah salah satu masalah kulit yang disebabkan karena ada gangguan pada bagian kelenjar kulit. Kelenjar kulit terhubung secara langsung dengan bagian pori-pori kulit. Kelenjar minyak yang ada di bagian bawah kulit dapat terkena infeksi dari kotoran luar yang masuk lewat pori-pori, sel-sel kulit mati dan bakteri atau virus, sehingga terbentuk jerawat.
- Panu
Panu termasuk dalam penyakit kulit yang disebabkan karena infeksi jamur yang menyerang pada bagian pigmen kulit. Infeksi panu yang terjadi menyebabkan bercak putih yang akan terlihat karena berbeda dengan bagian kulit yang lain.

- Eksim
Eksim ditunjukkan dengan benjolan kecil yang akan berkembang menjadi ruam. Pada tahap yang lebih parah, maka eksim bisa menyebabkan infeksi. Pemicu eksim biasanya karena reaksi alergi, tekanan, dan juga stress. Infeksi bakteri tertentu akan menyebabkan eksim menjadi bertambah parah.

- Herpes
Herpes adalah jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh virus varisella. Herpes dapat menyebabkan kulit menjadi ruam dan terasa perih serta gatal. Penyakit ini sangat mengganggu, karena biasanya menyebabkan sakit dan demam pada penderitanya.

- Kudis
Kudis adalah jenis penyakit kulit yang disebabkan karena serangan tungau atau kutu kecil. Jenis kutu kecil ini sering disebut dengan istilah sarcoptesscabiei. Penyakit kudis akan menyebabkan bercak kemerahan pada bagian kulit tertentu.

2.4 INDRA PENGECAP (LIDAH)
      Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap. Pemukaan lidah di lapisi lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir. Selain itu terdapat reseptor pengecap berupa kuncup pengecap. Kumcup pengecap tersebut terdiri atas sekelompok sel sensori yang memiliki tonjoplan seperti rambut. Kuncup pengcap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu manis, pahit,asam, dan asin. Letak kuncup pengecap tertentu lebih banyak berkumpul pada daerah tertentu pada lidah.

2.4.1 Kelainan Pada Lidah
- Fissure tongue
Fissure tongue adalah keadaan ketika lidah memiliki celah-celah dengan kedalaman 2-5 mm. Celah tersebut biasanya terletak di 1/3 bagian tengah lidah. Fissure tongue lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita. Seseorang dengan gangguan ini umumnya tidak mengalami keluhan nyeri atau gejala spesifik lainnya. Meski umumnya terjadi secara normal, fissure tongue juga dapat menjadi gejala dari penyakit Melkerson Rosenthal Syndrom, Down Syndrom, dan efek samping obat-obatan terapeutik.

- Coated tongue
Ini adalah keadaan ketika permukaan lidah tertutup dengan selaput putih. Selaput ini merupakan hasil dari penumpukan bakteri, jamur serta sel-sel mati yang terjebak dalam tonjolan papila lidah. Coated tongue bisa menjadi salah satu dari gejala gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, kelainan metabolisme tubuh, gangguan psikologis dan efek samping obat-obatan.

- Hairy tongue
Hairy tongue juga dikenal dengan sebutan black tongue. Ini adalah keadaan ketika papila lidah mengalami pembesaran; perubahan warna menjadi kuning, oranye, hijau, cokelat, atau hitam; tertutup selaput; kasar atau terlihat seperti berambut. Hairy tongue dapat terjadi akibat pertumbuhan bakteri dan jamur di lidah yang tidak terkontrol dengan baik. Keadaan ini dilatarbelakangi oleh dehidrasi atau kekurangan cairan, penyakit diabetes mellitus, penggunaan obat kumur secara berlebihan, efek samping obat golongan antibiotik, operasi kemoterapi dan lainnya.

- Depapilated tongue
Ini adalah keadaan ketika ukuran papila mengalami penyusutan, permukaan lidah mengilap, dan tidak menetap atau bisa berpindah posisinya. Depapilated tongue dapat menjadi gejala dari penyakit anemia, plummer vinson syndrome, penyakit sifilis, dan infeksi zoster. Gejala yang bisa dirasakan oleh penderitanya adalah berkurangnya pengecapan, lidah berwarna ungu atau kemerahan, lidah terasa panas seperti terbakar, dan luka pada lidah.

- Geographic tongue
Disebut juga benigna migratory glositis, yaitu dimana terjadi pengecilan papila lidah dan tampak bercak merah membentuk seperti pulau. Geographic tongue dapat menjadi salah satu gejala dari alergi, gangguan pencernaan, dan psoriasis. Faktor pencetus lainnya, adanya reaksi imunologi, stres, faktor keturunan dan kekurangan gizi.

- Tumor lidah
Jenis tumor yang sering terjadi pada lidah adalah fibroma, papilloma, hemangioma, lymphangioma, lipoma, granular cell myiblastoma. Paling banyak dijumpai pada usia di atas 60 tahun.

- Kanker lidah
Kanker lidah biasanya diawali dengan terbentuknya benjolan kecil berwarna putih atau seperti luka sariawan. Jika tidak segera ditangani, benjolan yang merupakan sel kanker tersebut akan menyebar ke bawah lidah dan rahang.
Kanker lidah diduga terjadi akibat adanya trauma fisik, konsumsi alkohol berlebihan, paparan tembakau, kebiasaan merokok, infeksi jamur candidiasis, penyakit sifilis, sepsis, dan radang lidah kronis. Sebanyak 80% penderita kanker lidah adalah perokok.

2.4.2 Penyakit Lidah
      Gangguan pada lidah dapat disebabkan oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah, sehingga lidah mati rasa. Akan tetapi gangguan mati rasa ini hanya bersifat sementara. Gangguan yang bersifat tetap, misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi, yang disebabkan karena luka atau kekurangan vitamin C. Berikut ini adalah beberapa penyakit pada lidah.
- Lidah Berubah Warna
Perubahan warna pada lidah menjadi pink terang sering disebabkan kekurangan asam folat, vitamin B12, atau zat besi. Lidah menjadi warna putih biasanya disebabkan oleh kebiasaan minum alkohol, merokok, infeksi jamur, dan sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan. Lidah berwarna merah berhubungan dengan kekurangan vitamin, penyakit Kawasaki, atau demam scarlet yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

- Lidah Berubah Tekstur
Tekstur lidah menjadi berbulu atau tampak berbulu hitam, kemungkinan disebabkan oleh antibiotik atau kebiasaan merokok, sering mengonsumsi kopi, menggunakan obat kumur, serta paparan radiasi di kepala atau leher.

- Lidah Nyeri
Nyeri lidah paling sering disebabkan karena sariawan. Penyebabnya karena alergi makanan, kekurangan vitamin dan zat besi, penggunaan pasta gigi dan obat kumur berbahan keras, atau tidak sengaja menggigit lidah saat makan atau bicara. Nyeri juga bisa disebabkan oleh peradangan papilla alias kuncup pengecap.

- Lidah Bengkak
Lidah bengkak bisa merupakan gejala dari kondisi medis, seperti sindrom Down, kanker lidah, leukimia, radang tenggorokan, anemia, dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Apabia pembengkakan lidah terjadi secara tiba-tiba, penyebabnya mungkin adalah alergi.

2.5 INDRA PEMBAU (HIDUNG)

  Manusia mampu mendeteksi bau dengan menggunakan reseptor yang ada di dalam hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang gas kimia (kemoreseptor) terdapat pada lapisan epitelium yang terletak di sebelah dorsal rongga hidung, dan terlindung oleh lender (mukus). Di akhir setiap sensori terdapat beberapa silia atau rambut pembau. 

      Molekul-molekul yang larut dalam air dan lemak yang ada di udara akan larut dalam lapisan lendir tersebut dan menimbulkan sensasi bau. Aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama. Contohnya jika kita berada dalam ruangan yang sesak dan pengap, maka kita tidak akan segera merasakan bau yang tidak enak tersebut.

    Indra pembau dapat juga menjadi lemah jika selaput lender hidung sangat kering, sangat basah, atau membengkak. Antara indra pengecap dan pembau terdapat hubungan yang erat. Makanan atau bahan yang lain dapat di rasakan kenikmatannya karena adanya kerjasama antara indra pengecap dan pembau. Apabila salah satu alat itu terganggu, maka kenikmatannya berkurang. Sebagai contoh orang yang terkena flu (pilek) kurang dapat merasakan kenikmatan karena ujung-ujung saraf pembau terganggu

2.5.1 Gangguan dan Penyakit Hidung

    Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulu-bulunya supaya penciuman kita tidak terganggu. 

   Indra pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainan- kelainan itu antara lain sebagai berikut.
- Anosmia; gangguan hidung karena hidung tidak dapat mencium bau. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
- Influenza; penyebab influenza adalah infeksi virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga kemampuan membau menjadi berkurang.
- Polip hidung; polip atau benjolan pada hidung memiliki ciri-ciri bertekstur lunak, tidak menimbulkan rasa sakit, dan bukan dikategorikan sebagai kanker. Biasanya, benjolan tumbuh dalam saluran atau rongga sistem pernapasan.
- Mimisan atau hidung berdarah; merupakan kondisi dimana darah keluar dari hidung. Daerah hidung yang kaya akan pembuluh darah ada di permukaan bagian depan dan belakang. Pembuluh darah sangat rapuh sehingga mudah mengeluarkan darah.
- Patah hidung; merupakan cedera yang umum dialami seseorang yang disebabkan oleh hantaman keras atau benturan benda tumpul ke wajah.
- Rhinitis; rhinitis terbagi menjadi dua, yaitu rhinitis alergi dan rhinitisnonalergi. Penyakit hidung berupa rhinitis ini ditandai dengan iritasi pada selaput lendir. Penyebab rhinitisnonalergi lebih bervariasi, mulai dari terpapar asap rokok, aroma yang menyengat, perubahan cuaca, hingga iritasi debu. Perbedaannya dengan rhinitis alergi adalah tidak ditemukannya antibodi IgE yang beraksi terhadap penyebab alergi tertentu.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Indera Penglihat (Mata); memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Selain itu terdapat otot- otot yang berfungsi sebagai penggerak bola mata, kotak mata, kelopak mata dan bulu mata. Bola mata memiliki garis tengah kira- kira 2,5 cm, bagian depannya bening. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera, koroid dan retina.
2. Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.
3. Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa sakit.
4. Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap.
5. Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.

3.2 Saran
     Pada system indra ditemukan berbagai macam gangguan dan keainan, baik karena bawaan maupun karna factor luar, seperti virus atau kesalahan dalam mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA


PERTANYAAN




1. Apa nama reseptor yang berada dihidung dan dimana letaknya?
2. Jelaskan mekanisme yang bias mengeluarkan keringat!
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi saraf yang berada di kulit?
4. Mengapa mata bisa mengalami katarak?
5. Apa fungsi dari bulu halus yang berada pada lubang hidung?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAK ASASI MANUSIA (HAM) BESERTA PELANGGARANNYA